watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

AKIBAT MANSTURBASI DITOILET

Aku meraba klitorisku dengan jari jariku, terasa
nikmat sekali, beberapa saat kututup mataku.
Cepat sekali vaginaku sudah licin, basah sekali,
sentuhan jari jariku semakin menebarkan rasa
nikmat. Sesekali aku tekan lebih keras, tubuhku
rasanya tidak sanggup menopang tubuhku,
lututku bergetar lemas tidak kuat menopang
tubuhku.
Oh ya, keasikan neh, perkenalkan namaku dona,
26 tahun, masih single, aku bekerja sebagai
seorang guru SD di Jakarta. Hobiku adalah
masturbasi sambil menghayalkan pria pujaanku,
fantasi-fantasi liar sering kali tidak dapat
kubendung, apalagi semenjak aku jomblo hampir
setahun ini.
Dan beginilah, belakangan ini jika sedang horny
aku tidak kenal tempat untuk memuaskan gejolak
birahiku. Balik ke cerita tadi...
Sangkin nikmatnya masturbasi di toilet sekolah,
aku sampai tidak menyadari kalau pintu toilet
meski kututup tapi tidak kukunci. Aku semakin
tidak peduli, yang kutahu aku harus memuaskan
birahiku yang sedang terbakar, kucoba menahan
desahanku, meski terkadang terlepas juga desisan
desisan kecil dari bibir tipisku.
"sshh..emhhh", desisan kecil sesekali kelaur dari
bibir tipisku.
Aku membayangkan bercinta dengan pak Oki,
guru olah raga baru disekolah tempatku bekerja,
pak Oki sungguh tampan dan tubuhnya yang
sangat kekar, tadi siang aku memperhatikannya
yang sedang memberi petunjuk cara
meregangkan otot kepada murid kelas 6 SD.
ototnya begitu keakar, belum lagi ada tonjolan
yang menggelembung di antara pahanya. Terus
terbayang-bayang, aku jadi ga kaut lagi menahan
birahiku sampai akhirnya berujung di toilet
sekolah ini ketika jam pelajaran berakhir dan
sekolah sudah sepi. Aku membayangkan bercinta
dengan pak Oki di toilet ini, dia memompa
k*ntolnya yang besar di vaginaku dari arah
belakang, tubuhnya mendorong tubuhku
sehingga aku terpaksa menahan tubuhku di
tembok toilet dan sedikit menungging.
Aku mempraktekkannya seolah-olah semuanya
nyata, satu tanganku bertopang di dinding dan
yang lain membelai klitorisku dari depan.
'uuuh pak oki', desisku pelan. aku terus mengejar
kenikmatan, keringatku mulai keluar dari atas
keningku. Tidak lama aku merasa hampir tiba di
ujung kenikmatan itu, namun tiba-tiba,
'braaak', pintu toilet tiba tiba terbuka.
'bu dona', kata orang yang berdiri di depan pintu
toilet dengan mata yang tidak berkedip sedikitpun
melihatku. Aku tersentak kaget,
'pak parman ehhhh...', kataku kaget ketika melihat
pak parman, cleaning service sekolah yang
umurnya sekitar 40 tahun. Sangkin kagetnya dan
tidak tau berbuat apa aku jongkok merapatkan
kakiku sangkin kagetnya, namun tanganku masih
berada diantara selangkanganku, aku begitu kaget
sampai luapa menarik tanganku.
'pak parmaan keluar', kataku dengan suara pelan.
Wajahku pucat sangkin takut dan malunya.
Kurang ajar benar dia, bukannya keluar tapi
malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu
kamar toilet dan menguncinya.
'ngapain pak... keluar,' perintahku dengan tetap
berjongkok sambil merapikan rok ku ke bawah
yang tadinya tersingkap sampai ke pinggul.
'Bu dona', kata parman sambil mendekatiku dan
mendekap tubuhku. Aku bertambah kaget, tapi
aku tdak berani berteriak, aku takut ada orang
yang mengetahui kalau aku masturbasi di toilet
sekolah.
'jangaan pak', kataku berusaha melepaskan
dekapannya, kugeser tubuhku untuk melepaskan
diri dari dekapannya, namun dia tetap
mendekapku sampai aku menabrak dinding.
'jangan paak', kataku takut, dia tidak
mendengarkanku, bahkan dia mendekatkan
wajahnya dan menciumi leherku,
'jangaaan', kataku lagi.
Melihat parman yang begitu beringas dengan
nafas mendengus dengaus menciumi leherku
dan tangannya mulai meraba raba buah dadaku.
Aku menyadari kalau aku terjebak, aku berusaha
melawan, dengan sekuat tenaga aku dorong
tubuhnya, berhasil, dia terjatuh di lantai toilet.
Aku langsung mengambil kesempatan, berdiri ke
arah pintu, namun ketika aku mencoba membuka
grendel pintu toilet. Tanganku tertahan oleh
tangan parman yang kekar,
'lepaskan', kataku, namun parman yang sudah
kesetanan itu tidak mendengarkanku, dia malah
memutar tangan kananku ke belakang tubuhku
dengan paksa, tangannya yang lain menahan
tangan kiriku didinding. Aku terjebak, tenaganya
kuat sekali, tubuhku seperti terkunci dan tidak bisa
bergerak,
'pak parmman jangan...sakit..lepaskan', kataku
memohon dengan suara memelas.
'bu dona... biarkan aku...', katanya didekat
telingaku, dengusan nafasnya sampai terasa
menerpa telingaku.
"ahhh lepaskan', aku memohon lagi begitu
mengetahui tubuh kekarnya menekan tubuhku
kedinding. Aku sangat takut, ketika merasa ada
benda yang keras kenyal menabrak bokongku.
'ahh k*ntolnya udah tegang, dia akan
memperkosaku', jerit batinku
Aku semakin memberontak berusaha
melepaskan kuncian tangannya yang menahan
kedua tanganku.
'sebaiknya bu dona jangan berisik, nanti ada
orang yag dengar, biarlah saya dipukuli orang
tetapi saya akan cerita ke semua orang kalau ibu
dona masturbasi di kamar mandi', katanya
mengancam, aku mengurangi perlawananku,
ancamannya begitu mengena. Apalagi di sekolah
aku dikenal sebagai wanita anggun yang
berkarisma. Aku menghentikan
perlawananku...berpikir sejenak.
Kesempatan itu tidak disia siakannya, tangan
kananku diletakkan keatas merapat didinding
bersatu dengan tangan kiriku, dengan tangan
kirinya dia menahan kedua tanganku.
'jangan paak, kumohhhon jangaan', aku memelas
kepadanya. Tapi sia-sia, tangan kanannya sudah
bebas meraba raba buah dadaku, dia memeras
buah dadaku keras sekali. Ingin rasanya
menangis tetapi aku takut malah ada yang
dengar.
"aahh bu dona..toked bu dona gede banget
emmhh', kata-kata kotor yang memuji keindahan
tubuhku keluar dari mulutnya.Kurang puas
meraba buah dadaku yang masih ditutupi
kemeja, dia menarik kemejaku keatas melepaskan
dari dalam rokku. Tangannya yang kasar mulai
terasa meraba raba perutku,
'ammpuun pak lepaskan', kucoba lagi memohon
ketika dia mulai memeras buah dadaku.
'emmh bu dona, gede banget toket bu dona'',
katanya lagi dengan berbisik dari belakang,
dengusan nafasnya yang berderu menandakan
dia sangat bernafsu. Dan aku bisa merasakan
penisnya sudah sangat keras sekali menabrak
nabrak pantatku. Ini semua menandakan dia
benar benar sudah sangat ingin menyetubuhiku.
'Bu dona ijinkan saya ngent*tin bu dona', bisiknya
pelan sambil menarik rokku keatas. Aku kaget
mendengarnya, tetapi tenagaku tidak cukup kuat
melepaskan kuncian tangannya.
'Pak..jangan jangan kasihani aku', kataku
memelas. Sepertinya apapun yang kukatakan
tidak dapat membendung nafsu setannya,
sejenak tidak kurasakan tangan kanannya meraba
raba tubuhku.
Penasaran apa yang dilakukannya. aku menoleh
ke belakang dan alangkah kagetnya..
'oooh jangan pak', aku panik ketika melihat ke
belakang dia mengeluarkan k*ntolnya, meski tidak
begitu jelas aku bisa melihat penisnya yang besar
dan hitam legam sudah keluar dari sarangnya.
Belum hilang rasa kagetku, Parman menekan
tubuhku merapat kedinding, aku merasakan
benda kenyal dan keras mengesek dan menabrak
pantatku.
'Aduuh pantat bu dona montok banget', katanya
meremas remas pantatku. Aku terkaget, aku baru
teringat jika ketika masturbasi tadi aku melepas
celana dalamku dan celana dalamku masih
tergantung di pintu toilet.
'Gawat neh', pekikku dalam hati mengetahui
bokongku tidak dibaluti kain sedikitpun. Pasti dia
dengan mudah mencari sasaran tembaknya apa
lagi vaginaku udah mengeluarkan cairan karena
masturbasi tadi, aku menjadi panik kembali, aku
takut membayangkannya. Kucoba lagi
memberontak, tapi tetap sia sia.
Aku pasrah, rasanya tidak mungkin lepas,
kurasakan ada benda kenyal sedang menggesek
gesek belahan vaginaku yang licin seperti mencari
cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di
mulut lubang vaginaku setelah mendapatkan
sasaran tembak, k*ntol parman sudah berada
tepat di depan mulut vaginaku, aku sungguh tidak
berdaya.
'Pak parman ampun pak', kataku memohon lagi
menyadari dalam hitungan detik k*ntolnya akan
segera masuk kedalam tubuhku.
'Bu dona udah lama saya pengen giniin bu dona,
bu dona seksi banget', katanya, dan tiba tiba
kurasakan k*ntolnya mulai masuk, aku panik
mencoba melawan sengan sisa sisa harapanku,
bukannya terlepas tapi malah karena gerakan
tubuhku k*ntol itu malah terbenam masuk ke
dalam lubang vaginaku,
'aaaah tidaaak', pekikku dalam hati ketika
kurasakan k*ntolnya terasa terbenam memenuhi
vaginaku. Aku menarik nafas, ingin rasanya
menangis.
Sungguh sial, vaginaku yang sudah basah ketika
aku masturbasi tadi malah memudahkan batang
itu masuk, tetapi kupikir itu lebih baik, jika tidak
mungkin vaginaku bisa lecet karena ada benda
yang memaksa masuk, tapi berkat cairan yang
sebelumnya memang udah membanjiri vaginaku
membuat k*ntol parman yang besar itu pun
masuk perlahan menggesek dinding lubang
vaginaku perlahan.
'emmmh bu dona, vagina bu dona enak banget,
ooohhh', desahnya didekat telingaku ketika
k*ntolnya dibenamkan sedalam dalam mungkin
dan terasa menyentuh rahimku,
'Ya ampuuun panjang banget k*ntol laki laki ini,
ampuuun', pekikku dalam hati. Aku berharap
k*ntol itu udah mentok karena terasa sangat keras
menabrak rahimku dan terasa sedikit perih karena
jujur aja belum pernah ada benda sebesar itu
masuk ke vaginaku. Ketika batangan itu amblas,
aku terdiam, antara bingung, takut, takjub, nikmat
dan kaget. Semuanya berkecamuk dikepalaku...
aku benar benar terdiam, tidak bergerak.
Aku pasrah, tidak mengeluarkan sepatah katapun,
tidak kusangka khyalanku bercinta di toilet
sekolah, dan disetubuhi dari belakang kesampean
juga, tetapi bedanya bukan dengan pak oki dan
aku tidak menginginkan ini terjadi. Tapi
kenyataannya, laki laki yang sedang mendesah
desah dibelakangku, yang sedang
membenamkan batangannya di lubang surgaku
yang berharga adalah pegawai kebersihan alias
cleaning service di sekolah kami.
Kenyataan yang harus kuterima, parman sedang
menikmati vaginaku, menikmati memompa
penisnya keluar masuk di lubang kemaluanku.
'oooh bu dona...ohhh enaknya', desah parman
ga karuan berkali kali
'emmmh', aku mendesis kecil, meski aku tidak
suka tapi tiba-tiba aku merasakan rasa nikmat
meski tersamar oleh rasa takutku. Parman terus
mengocok k*ntolnya tanpa henti, begitu dalam
melesak masuk di lubang vaginaku. Kedua
tanganku masih ditahan oleh tangannya yang
kekar di dinding toilet.
'oooh ya ampppuuun k*ntolnya teraasa banget',
teriakku dalam hati. Ketika aku mulai tenang, aku
menyadari kalau k*ntol parman memang besar
dan keras sekali, gesekan dan tusukan k*ntolnya
begitu mantap memenuhi lubang vaginaku.
Terasa banget ada benda yang mengganjal
selangkangku, mulai menebarkan rasa nikmat
yang menjalar diseluruh tubuhku.
Diam diam aku mulai menikmati diperkosa pria
ini, tiap kali dia menggerakkan batang k*ntolnya,
darahku berdesir, sungguh luar biasa nikmat
yang kudapat. Ketika dia menancapkan penisnya
kembali ke dalam liangku, aku mendesis pelan,
kucoba tidak mengeluarkan suara, aku terlalu
sombong untuk mengakui kalau batangan itu
sungguh memberikan kenikmatan padaku, tetapi
tetap saja desisan kecil keluar dari bibirku.
'mmmh mmmmh', desisku pelan.
'enakkan bu?, katanya tiba tiba.
Ternyata dia mengetahui kalau aku mulai
menikmati tusukan k*ntolnya. Aku terdiam malu,
tidak berani berkomentar, kalau kubilang tidak
atau memaki makinya, dia pasti tahu aku bohong
karena vaginaku sudah mengeluarkan banyak
cairan yang menandakan aku juga terangsang
dan menikmati enjotan k*ntolnya. Aku
menundukkan kepalaku dan mencoba
menghindari ciuman bibirnya yang mengecup
pipi kananku.
'Tunggingin dikit bu dona', katanya sambil
menarik pantatku keatas.
'Kurang ajaaar... berani beraninya dia malah
menyuruhku menungging', umpatku dalam hati.
Tapi aku tidak punya pilihan selain menuntaskan
birahinya secepat mungkin, dan berharap agar
semuanya secepat mungkin berakhir. Aku ikuti
saja kemauannya dengan menunggingkan sedikit
pantatku.
'emmh pantat bo dona memang montok banget,
ga salah apa yang aku khayalin selama ini',
katanya sambil meremas remas bokongku
gemas.
'Gila, ternyata aku sudah lama jadi fantasi laki laki
ini', pikirku dalam hati.
Merasa posisiku sudah siap, sambil tangan kirinya
menahan pinggulku, dia kembali menggerakkan
k*ntolnya kembali.
'emmh pak pelan', kataku ketika kurasakan
penetrasi k*ntolnya terasa lebih dalam dari
sebelumnya,mungkin karena aku
menunggingkan pantatku sehingga posisi
vaginaku benar-benar bebas hambatan.
Parman tidak memperlambat kocokannya, dia
malah mempercepat, aku mulai mendesah-desah
pelan masih menjaga sikapku,
'emmh emmmh', desisku pelan merasakan
gesekan batangannya di lubang vaginaku.
Melihat tubuhku yang terdorong dorong kedepan,
parman sepertinya sengaja melepaskan kedua
tanganku sehingga aku dapat menahan tekanan
tubuhnya, dengan kedua tanganku bertopang
pada tembok.
'emmmh gila seret banget', erangnya. Kini kedua-
tangannya meremas remas bokongku yang bulat
padat sambil tidak berhenti mengocok k*ntolnya.
'ooh bu oooh', parman semakin keras mendesah,
aku jadi takut kalau-kalau ada orang yang
mendengar desahannya itu.
"pak parman..ja..jangan berisik pak..", kataku
memohon takut desahannya didengar orang.
'I..i..iya bu emhh abis enak banget', katanya pelan
dengan nafas menderu.
Kocokan k*ntolnya terasa semakin cepat. Kurang
puas meremas-remas bokongku, dia
menguakkan belahan pantatku. dan kurasakan
satu jarinya membelai anusku. Kontan aja aku
menggeliat, pantatku bergoyang ke kanan ke kiri
karena kegelian.
'oooh pak parman..oooh', aku bukan lagi
mendesis tetapi desahan mulai keluar dari bibirku,
rasa nikmat yang tercipta dari kocokan k*ntol
parman ditambai gesekan jarinya yang membelai
anusku seperti racikan yang pas membuat aku
lupa diri, dan membuatku tidak dapat
membendung desahanku. Hebat sekali, rasanya
aku mulai benar benar menikmati semua ini,
tubuhku terasa sangat geli, kenikmatan rasanya
menyebar diseluruh tubuhku.
'oooh ahhh', aku semankin menggila desahanku
bertambah keras saja, parman bukan saja hanya
membelai anusku dengan jarinya tetapi
memasukkan satu jarinya ke anusku dan
menusuk nusuk jarinya ke anusku, refleks
pantatku semakin kutungingin, tiap kali dia
menarik k*ntolnya dia membalasnya dengan
menusukkan jarinya ke anusku. Jujur saja
terlintas dibenakku untuk melakukan anal sex
dengan pak parman, seperti yang dulu pernah
kulakuan dengan pacarku.
Parman semakin mengerang tak karuan, tidak
kuhiraukan lagi apa yang dikatakan parman,
rasanya aku sudah mau orgasme.
'saya mau keluar..ahh bu dona', kudengar samar
samar erangannya, namun tidak kupedulikan
karena aku juga merasa sudah mau orgasme.
'ooh emmmh oooh' desahku lebih keras,
kurapatkan tubuhku kedinding, parman mengikuti
tubuhku dan menekan keras keras k*ntolnya
kedalam vaginaku, bahkan dia menusuk jarinya
sampai amblas didalam anusku
'ahhhh setaaan kau parmaaaaan', lirihku panjang,
aku orgasme, aku tidak dapat menahannya,
sungguh luar biasa aku bisa orgasme ketika
diperkosa.
Kutelan air liurku menikmati sisa kenikmatan,
masih kurasakan penis parman memenuhi
liangku, tetapi tidak kurasakan lagi jari parman di
anusku, kedua tangannya memegang pantatku
dan memompa k*ntolnya dengan ganas.
'oooh bu dona oooh', tiba tiba parman
mengerang keras dan menekan tubuhku keras,
aku kaget menyadari dia mau orgasme, tapi
terlambat, diringi erangannya, k*ntol parman
sudah menyemburkan sperma hangat menyirahi
rahimku. Berkali kali dia mengehentakkan
penisnya dalam-dalam membuat tubuhku
terdorong ke tembok.
'ooooh emmmh', entah kenapa aku ikut
menikmati sensasi ketika parman orgasme di
liangku, denyutan-denyutan kecil batang
k*ntolnya terasa di sinding lubang vaginaku ketika
cairan hangat spermanya berhamburan keluar
menyirami lubangku.
'Ahhh apa yang kulakukan? Parman orgasme di
vaginaku', pekikku dalam hati. Aku tersadar
kembali, kurapatkan tubuhku kedinding dan
menarik nafasku, aku teringat kalau aku memang
sudah mau haid, aku hanya bisa berharap
spermanya tidak membuahi telur dirahimku.
'ahh bu dona emmh', dia mencoba mencium
pipiku tapi kudorong dengan mata melotot.
Melihatku protes, dia segera merapikan
pakaiannya tanpa membersihkan k*ntolnya yang
masih dilumuri cairan vaginaku.
'Cepat keluar pak', kataku dengan suara lantang
sambil merapikan posisi rokku. Parman tanpa
berkata apa apa langsung keluar dan kukunci
pintu toilet. Aku langsung membersihkan
kemaluanku dari cairanku sendiri dan sperma
parman yang mengalir keluar,
'gila..banyak banget spermanya', umpatku dalam
hati.
Aku mengenakan celana dalam dan merapikan
baju yang kukenakan. Aku mengendap endap
keluar toilet dengan hati berdebar, takut ada orang
yang mengetahui apa yang terjadi tadi di toilet.
Suasana sekitar sekolah sepi, memang saat itu
sudah hampir jam 4 sore. Dengan hati berdebar
aku memasuki ruangan guru, kulihat kepala
sekolah dan 2 orang guru belum pulang mereka
lagi sibuk dengan urusan masing masing. Aku
sedikit bernafas lega meski perasaan kotor masih
ada dipikiranku. Dan sore itu aku pulang kerumah
dengan perasaan yang tidak menentu antara
malu, takjub dan takut.


Adult | GO HOME | Exit
1/2496
U-ON

inc Powered by Xtgem.com